Jumat, 23 Januari 2015

Isu Gerindra Islamis-Wahabi adalah logika sesat bermakna kebohongan


Pada tahun 2014 lalu, kubu lawan gencar melakukan aksi panik-panikan dan tarik urat untuk melemahkan Gerindra lewat isu bahwa Gerindra bersifat Islamis Wahabi dan mau menegakkan Syariah Islam di Indonesia. Padahal, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo yang juga adik kandung Prabowo yang beragama Kristen, menyebut Prabowo sejak 2005 telah memperingatkan dirinya soal bahaya paham Wahabi.


Berikut dua dari banyak tingkah para penipu yang berhasil membodohi sebagian rakyat:


1. Black campaign oleh tim bentukan kubu Jokowi-JK

Tingkah polah mereka meningkat saat pilpres. Buku saku "10 Alasan Memilih Joko Widodo" beredar di masjid dan terminal bus kawasan Pulogebang serta beberapa titik di Kota Bekasi. Di bagian belakang buku terdapat tulisan Bravo-5.

Bravo-5 merupakan tim yang dibentuk kubu capres Jokowi-JK untuk menangkal isu SARA.Ternyata, bukannya menangkal,mereka malah menjual "ketakutan buatan" lewat isu SARA. Ada tulisan dalam buku itu yang mengidentikan Partai Gerindra dengan kelompok Wahabi. Timses Prabowo-Hatta pun melaporkan hal ini ke Bawaslu.


2. Membuat penafsiran sesat tentang Manifesto agama Gerindra

Secara khusus, manifesto Partai Gerindra  di Bidang Agama menyatakan bahwa:“Negara dituntut untuk menjamin kemurnian agama yang diakui oleh negara dari segala bentuk penistaan dan penyelewengan dari ajaran agama” (halaman 40). 

Website indonesia-2014.com berbohong bahwa pemurnian agama adalah ajaran Wahabi yang melarang Maulid Nabi. Menurut logika sesat mereka, apabila maulid Nabi dilarang, apalagi perayaan Natal. Kebohongan mereka juga mengklaim Manifesto Gerindra memiliki semangat penegakan syariah.


Faktanya, menjamin kemurnian ajaran agama menguntungkan semua agama  yang diakui negara. Di negara Barat pun negara bertindak apabila ada yang menistakan agama. Hashim mencontohkan hal seperti ini di Jerman.

Ada Church of Saintology ini dilarang di sana karena menodai kemurnian agama. Mereka dilarang karena tujuannya ingin menggelapkan pajak. 

Jadi ini yang kami maksud,” ujar Hashim dalam pertemuan yang berlangsung Kamis (22/5) itu. Contoh lain, Hashim menunjukkan Saksi Yehova di Indonesia pada masa Orde Lama dan Orde Baru yang dilarang Pemerintah karena dianggap menimbulkan keresahan.

Yang kita tidak inginkan adalah kalau ada sekte-sekte yang meresahkan masyarakat. Tidak boleh negara misalnya tidak mau tahu. Lembaga-lembaga resmi dari agama yang bersangkutan juga harus didengar. Partai Gerindra juga memastikan program pemurnian agama mereka tidak dengan cara-cara kekerasan, namun dengan cara dialog dan sesuai hukum. Kata "jera" yang dilontarkan admin partai Gerindra sangat jelas tidak berarti kekerasan.

Namun, karena tingkah panik-panikan banyak orang dengan halusinasi sesat masing-masing, akhirnya dengan besar hati Pak Hashim bersedia menghapus kalimat itu.

"Ya kami akan hapus dan mengubah kalimat itu, tidak ada masalah,"

kata Hashim usai menjadi pembicara dalam diskusi bertajuk "Gereja Mendengar Visi-Misi Capres 2014".


Luhut Pandjaitan, dulu timses, sekarang Kepala Staf Kepresidenan

Pada diskusi itu, tim sukses Jokowi, Luhut Pandjaitan mengatakan kalimat pemurnian agama dalam Manifesto Gerindra sejalan dengan satu doktrin Wahabi. Pendukung Jokowi, Alwi Shihab mengatakan Nahdlatul Ulama dikhawatirkan akan habis apabila Gerindra bersikeras bekerja sama dengan kelompok pemurnian agama. Ucapan Luhut dan Alwi ini menurut saya adalah logika sesat, namun karena mereka mungkin adalah tokoh Kristen dan Islam, logika sesat mereka berhasil memperdaya umat.


Kesimpulannya, Partai Gerindra bertekad baik untuk menjamin kemurnian dari semua agama yang diakui negara dari sekte-sekte sesat yang meresahkan masyarakat. Namun, karena aksi panik-panikan dan kekhawatiran yang sebenarnya tidak perlu, dengan ikhlas mereka bersedia menghapus dan mengubah kalimat itu. Yang terpenting, perjuangan baik dan ikhlas mereka dalam bidang agama akan tetap berlanjut biarpun dengan kalimat yang berbeda.


Salam Indonesia Raya


Patric Ong
Kristen Indonesia Raya (KIRA)


Refrensi
http://www.antaranews.com/pemilu/berita/436977/prabowo-akan-hapus-kalimat-pemurnian-agama
http://www.republika.co.id/berita/pemilu/hot-politic/14/06/20/n7glfv-kampanye-hitam-sebut-prabowohatta-adalah-wahabi-salafi
http://www.indonesia-2014.com/read/2014/05/16/semangat-penegakan-syariah-dalam-manifesto-gerindra#.VMHNkKTjFwE
http://islamtimes.org/id/doc/news/375555/novriantoni-kahar-gerindra-tidak-ada-bedanya-dengan-pks
http://www.suara-islam.com/read/index/10916/Manifesto-Gerindra-Soal-Pemurnian-Agama-Menguntungkan-Semua-Agama
http://reformata.com/news/view/7805/hashim-prabowo-sudah-sejak-tahun-2005-bicara-bahaya-wahabi
http://www.antaranews.com/berita/436977/prabowo-akan-hapus-kalimat-pemurnian-agama
http://politik.rmol.co/read/2014/04/29/153184/Aktivis-Tuntut-Gerindra-Cabut-Manifesto-Perjuangan-Bidang-Agama-http://jaringnews.com/politik-peristiwa/umum/62308/dekati-gereja-gerindra-akui-manifesto-pemurnian-agama-keliru

Tidak ada komentar:

Posting Komentar