Rabu, 28 Januari 2015

Cara halus kaum munafik membungkam kebebasan berbicara

Kaum munafik punya cara busuk untuk membungkam kebebasan berbicara secara halus dan intelek. Yang dimaksud disini adalah kebebasan bicara yang bertanggung jawab, bukan kebebasan berbicara untuk memfitnah seperti yang dilakukan Rudyanto Lay (baca Ternyata pembuat fitnah Prabowo anti-tionghoa adalah Facebook pemenangan Jokowi yang juga menjual obat seks).



In case pendukung Jokowi, karena banyaknya pendukung mereka yang bermental liberal, semangat kemunafikan tak bisa terbendung, bahkan oleh banyaknya orang baik di kubu Jokowi. Karena kaum Liberal bersifat ultra-munafik, meskipun menyokong kebebasan berbicara dengan sangat toleran, mereka hanya toleran jika Anda setuju total dengan mereka.




Selain itu, pendukung Jokowi banyaknya tak lulus SD (survei LSI dan survei di BeritaSatu, keduanya milik pendukung Jokowi). Sehingga bisa dimaklumi banyak yang jadi munafik. Kalau pemimpin berbohong saja dianggap biasa, apalagi dengan kemunafikan ? Ini bukan salah Jokowi, tapi salah pendukungnya.

Berikut cara-cara busuk kaum munafik yang sering saya temui :

1. Membanggakan kewajiban

Kalo ada yang menyerang dan mengkritik kinerja Jokowi, kaum munafik akan counter-attack dengan menyombongkan diri bahwa Jokowi kerja, sedangkan yang mengkritik ga ada kerja nya untuk negara dan cuma mencela.Ini kan lucu, Jokowi kerja untuk negara kan sudah kewajiban dia, karena memanangkan pilpres 2014 yang penuh kecurangan itu.Yang membayar kerjaan dia juga kan rakyat, termasuk rakyat yg mengkritik.

2. Minta jangan ngurusin orang lain

Yang seperti ini munafik klasik yang paling sering saya jumpai. Mereka minta saya jangan ngurusin orang lain. Katanya lebih baik belajar untuk kuliah dan cari duit aja. Mereka kepo ngurusin sy, pdhl mulutnya bilang jangan ngurusin orang lain. Munafiknya transparan, hehehe. 


Minta orang ga ngurusin orang lain, padahal mereka yang kepo


3. Bullying


Ini waktu pengumuman hasil pilpres curang. Ini cuma sebagian kecil. Saya lihat sendiri di wall sesorang ada ajakan untuk membully Patric Ong karena mendukung Prabowo.


4. Meminta introspeksi diri

Ga boleh kritik kalo diri sendiri belum sempurna dan masih ada salah. Introspeksi diri dulu. Karena manusia ga ada yang sempurna, artinya ga ada yang boleh kritik orang lain, hehehehe.


5. Memberi nasehat

Seperti Liliana, Eko, dan Anton diatas itu. Sebenernya mereka peduli sama kita. Yang dibahas bukan tulisannya tapi penulisnya. Omongannya ga nyambung tapi jadinya. 


6. Menyombongkan diri

Seperti tiga orang itu juga, omongannya ga nyambung tapi nyombong ! Pendukung Jokowi banyak nih yang kaya gini. Berapa banyak pengkritik kebijakan Jokowi menaikkan harga BBM dihina miskin maupun dihina bermental miskin ? Banyak juga yang ngaku ga ngefek karena penghasilannya besar, nyuruh orang lain cari penghasilan besar juga.


Semoga suara kebenaran dan kritik dari orang-orang yang tulus tak terbendung oleh strategi busuk kaum munafik yang ingin membungkan kebebasan berbicara secara halus. Pada dasarnya mereka itu panik begitu kita berbicara kebenaran maupun ketika argumen kita tak bisa dilawan dengan cara ngeles mereka, makanya mereka mau membungkam dengan cara halus


Salam Indonesia Raya



Patric Ong











Tidak ada komentar:

Posting Komentar