Minggu, 28 September 2014

R.I.P Democracy ? Shame on who ?




Gw sebetulnya lebih suka & dukung pilkada langsung.Udah signed juga petisi di change.org. Tapi ngeliat tingkah sinting (sebagian) pendukung Pilkada langsung, boleh lah bikin tulisan ini just for fun & nyindir mereka,wkwkwkw. Bukan salah gw, tapi krn kelakukan (sebagian) mereka sama ky kelakuan pendukung capres Jokowi,suka nge-bully membabi buta, wkwkkw. Mereka berteriak:

Shame on you SBY,
R.I.P Democracy,
Democracy is dead,


Bagaimana kebenarannya ?
Shame on who ?



1. R.I.P Democracy

Kesian amat baru 16 tahun dibunuh rame2
Ini yang paling lucu, RIP Demokrasi RI, katanya lahirnya 1998 dan tewasnya 2014, dibunuh oleh partai2 KMP + Demokrat, wkwkwk.  Padahal sejak Bung Karno juga udah demokrasi, biarpun akhirnya berubah jadi demokrasi terpimpin.
Buat yg nganggap Pilkada Langsung diapus = demokrasi mati, sebaiknya googling aja apa itu Representative democracy, dan apa itu Representative democracy.

Udah gitu, anehnya nama Gerindra ditaro paling atas, ada maksud tertentu kah dari yg bikin gambar ini ??


2. Kedaulatan rakyat di rampas


Bingung banget channel nasional bisa bkin headline ga mutu gini,
googling aja deh apa itu kedaulatan rakyat, wkwk.


3. Orde Baru Jilid II



Tanggung banget, kenapa ga Orde Lama Jilid II aja sekalian ? Karena Bung Karno yang hapus UU tentang Pilkada Langsung. Pilkada tak langsung dimulai era Soekarno dan pilkada langsung baru dimulai era SBY.


4. Shame on who ?

"Merampas hak rakyat" absurd banget tuh, wkwkwk












Orang2 di Twitter dengan senangnya membully SBY, sampe jd trending topic dunia,mereka ga sadar, harusnya jadi ShameOnMe, karena mereka yg udah ngawur tapi terlanjur populer kengawurannya tentang pengertian dari R.I.P Democracy, wkwwkwk.


5. Asumsi Pilkada via DPRD = skenario pendukung Prabowo ?

Jelas ngawur banget ini, karena dukung Pilkada via DPRD ga berarti pendukung Prabowo. Gw pendukung Prabowo tapi ga dukung Pilkada via DPRD. Dari kelompok sebrang juga ada yg dukung pilkada DPRD, seperti Guruh Sukarno Putra dan Partai Nasdem. Liat nih :

http://www.partainasdem.org/news/page/6212
http://www.tempo.co/read/news/2014/08/22/078601460/Guruh-Sukarno-Pemilu-Langsung-Ingkari-Pancasila


Pilkada langsung atau via DPRD itu cuma beda methode guys. Ini bukan skenario, konspirasi, balas dendam, dll, wkwkwk. Pilkada langsung jg bnyk kelemahannya guys, liat nih tulisannya pak Kwik Kian Gie :

Kwik Kian Gie : Kontroversi tentang pilkada


Tapi gw sih tetap dukung pilkada Langsung dan ga nyesel udah signed petisi di change.org.

















Thanks


Patrick Wangsa Mulya

Jumat, 12 September 2014

Kekecewaan terhadap Pak Ahok.

Tulisan ini tujuannnya murni untuk mengkritik Pak Ahok yg sy hormati. Sama sekali bukan untuk membela langkah Partai Gerindra mendukung pilkada via DPRD.


Baru hari Sabtu lalu (6-9-2014) akhirnya gw ketemu & salaman sama Pak Ahok di acara Indonesian Robotic Olympiad di Tzu Chi Center. Gw jd crew sedangkan Pak Ahok jd pembuka acara. Dlu gw pernah dtg ke dua event yg ngundang Pak Ahok (di polonia & JCC), tp beliau ga dateng, skrg akhirnya ketemu disini, seneng juga. Pak Ahok adlh salah satu politisi & tokoh tionghoa favorit gw. Menurut gw dia pada waktunya bisa menyamai Kwik Kian Gie.

Foto Ahok yg gw capture waktu acara IRO

Sayangnya, belum 1 minggu setelah bertemu, Rabu ini (10-9-2014) Pak Ahok keluar dari Partai Gerindra. Partai Gerindra adlh partai yg udah sekuat tenaga memenangkan Jokowi-Ahok. Memang menangnya karena rakyat, tapi klo tanpa partai, apakah Ahok bisa jadi wagub ?

Waktu itu suara PDI-P sendirian ga cukup utk ngajuin calon sendirian,perlu ditambah Gerindra dan mereka awalnya mrk ga mau Ahok yg jd wagub, maunya Deddy Mizwar. Partai Gerindra & bpk Prabowo lah yg berjuang mencalonkan Ahok jd wagub mendampingi Jokowi.

Jokowi, Prabowo, & Ahok bergandengan tangan


Partai Gerindra jg adalah partai yg gw dukung & gw yakin satu-satunya harapan baru untuk kebangkitan negara kita. Kalo ada kebijakan yg ga berkenan seperti mendukung pilkada via DPRD, wajarlah, jarang ada kebijakan yg bisa diterima 100%. Gw bukan kader Gerindra, cuma pendukung, dan gw jg ga setuju dengan pilkada via DPRD.

Tapi sikap Ahok berencana keluar dr Gerindra kalo pilkada via DPRD disahkan, itu lebay (mnrt gw) biarpun ga salah.Yang salah adalah  M. Ta**ik. M. Ta**ik malah senang dengan keputusan Ahok hengkang dari Gerindra. Ta**ik menyarankan agar Ahok segera membuat surat pengunduran diri. "Jangan cuma cerita. Saya kira segera saja bikin surat pengunduran diri." Bahkan, Ta**ik tantang Ahok sekalian pindah kewarganegaraan.


Padahal, Wasekjen Gerindra Rindoko Dahono Wingit, udah bicara baik-baik. Menurut Rindoko, internal Gerindra sangat demokratis terhadap perbedaan pendapat. Rindoko mengatakan pihaknya tidak memberikan sanksi kepada Ahok terkait pernyataannya. Sebab, berbeda pendapat merupakan hal yang wajar.

"Cukup bagus berbeda pendapat tapi ada batasannya. Saya mengimbau Ahok tetap di Gerindra" - Rindoko Dahono 

"Silakan berbeda pendapat, tapi tidak perlu keluar dari partai"  -Rindoko Dahono


Tapi, biarpun M. Ta**ik udah berkata begitu, gw tetap kecewa Ahok keluar. Apakah perkataan si Ta**ik mempengaruhi Pak Ahok ? Bukankah bisa tetap berbeda pendapaat tanpa keluar partai ? Yang paling penting lagi, keuntungan apa yg didapat dengan keluar partai ?

Pak Ahok malah berpotensi kehilangan dukungan Partai Gerindra di DRPD. Kalo dia kehilangan dukungan Gerindra di DPRD, bisa jadi kebijakannya bakal banyak yg terhambat DPRD. Sayang sekali kalo keberhasilan program Pak Ahok di DKI berkurang hanya karena keluar dari Gerindra.


Semoga tulisan ini bermanfaat



Patrick Wangsa Mulya



*Maklum klo tulisan ini dianggap kurang bagus, gw cuma mahasiswa tanpa prestasi yg tau sedikit tentang politik, hehe.
Refrensi:
http://www.tribunnews.com/nasional/2014/09/09/gerindra-ancam-keluar-partai-ahok-jangan-kekanak-kanakan
http://nasional.kompas.com/read/2014/09/09/17142171/Gerindra.Anggap.Ahok.Kekanak-kanakan
http://megapolitan.kompas.com/read/2014/09/09/14315291/M.Taufik.Silakan.Ahok.Keluar.dari.Gerindra
http://www.merdeka.com/politik/taufik-tantang-ahok-sekalian-pindah-kewarganegaraan.html
http://www.tribunnews.com/nasional/2014/09/09/gerindra-soal-ahok-jangan-karena-tidak-cocok-lalu-pindah-partai