Selasa, 04 Agustus 2015

Hanya karena serang Ahok, Ikhsan Modjo dituduh rasis

Ikhsan Modjo - Lie Claudia Chandra, pasangan calon walikota dan calon wakil walikota Tangsel 

Calon Walikota Tangerang Ikhsan Modjo dituding rasis oleh para orang dungu hanya karena menyerang Ahok. Sebagai orang Tionghoa, setau saya rasis adalah anggapan bahwa rasnya superior dari ras lainnya dan juga kebencian terhadap ras lain. Apakah menyerang Ahok termasuk sebagai kebencian terhadap sebuah ras ?

Ikhsan Modjo dan wakilnya, Li Claudia Chandra, bersama wanita-wanita etnis Tionghoa

Sebagai orang Tionghoa yang punya otak dan mental yang sehat, jawaban saya adalah tidak. Namun mungkin beda untuk orang-orang dungu fanatik yang membabi buta membela Ahok. Bagi mereka, siapapun yang menyerang Ahok berarti menyerang etnisnya Ahok. Meskipun orang yang mereka tuduh berpasangan dengan wakilnya yang seetnis dengan Ahok, Li Claudia Chandra.

Ikhsan Modjo menyerang Ahok tanpa mengucap kata kotor apapun

Double Standard

Disini terlihat jelas adanya double standard yang digunakan sebagian pendukung Ahok yang fanatik buta membela. Mereka senang dan bangga dengan omongan Ahok yang terus menerus mengeluarkan kata tai untuk menghina DPRD ketika diwawancara tentang hak angket DPRD. Meskipun Ahok menghina orang dengan kata kasar, mereka tidak menyebut Ahok rasis. Bahnkan ketika Ahok menghona nenek nya anggota DPRD, yang sebenernya innocent, mereka juga menganggap itu bukan rasis. Mereka malah bangga mendengar omongan Ahok yang tidak seperti gubernur tetapi seperti preman pasar.

Wawancara Ahok penuh tahi yang dikagumi pendukungnya

Terhadap Ikhsan Modjo, mereka menggunakan standar yang sangat berbeda. Pada twit nya, Ikhsan Modjo cuma menulis "Selamat pagi. Mandi pagi tadi apakah sudah mengeluarkan Ahok semua?" Pada kalimat ini Ikhsan tidak mengeluarkan kata-kata kotor sedikitpun. Kata "Ahok" disini bisa berarti apapun, tidak harus sesuatu yang kotor, karena konteks nya mandi, bukannya buang air besar.

Namun, hanya kerena twit yang sama sekali tak berisi kata kotor dan rasis apapun, mereka menyebut Ahok rasis. Sebaiknya jangan mencoba memahami logika mereka. Bahkan ketika kita mabok pun logika nya masih lebih baik daripada mereka. Seorang pendukugn Ahok yang waras pun menceritakan kisahnya bahwa dia dipancing-pancing untuk menuduh Ikhsan rasis, namun ia tak mau terjebak dalam standar ganda mereka. Hal itu bisa dilihat di ://hansdavidian.com/ikhsan-modjo-ahok-tai-dan-konsistensi-kita/.


Salam Indonesia Raya,


Patrick Ong

Senin, 03 Agustus 2015

Visi-Misi pasangan Ikhsan Modjo - Lie Claudia Chandra

Ikhsan Modjo - Lie Claudia Chandra adalah pasangan calon walikota dan wakil walikota Tangsel yang diusung oleh Partai Gerindra dan Partai Demokrat. Berikut visi-misi mereka  :

 Ikhsan Modjo - Lie Claudia Chandra
Bersama Benahi Tangsel!





Visi:  Tangerang Selatan Kota Cerdas

Tangerang Selatan Kota Cerdas adalah wilayah perkotaan dengan warga berkualitas hidup tinggi dan bahagia didukung dengan sarana dan pra-sarana kota berteknologi tinggi, ramah gender dan lingkungan.

Penjabaran visi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Tangerang Selatan adalah kota Sejahtera, artinya kota yang mampu meningkatkan kapasitas penduduknya untuk mengembangkan potensi ekonomi warganya secara adil dan merata. Terbangunnya infra struktur kota yang mendukung efisiensi mobilitas warga yang aman, komunikasi dan kemudahan distribusi barang dengan teknologi tinggi, dan stabil sehingga kualitas hidup meningkat dan mampu menarik investasi dan dunia usaha.

2. Tangerang Selatan adalah kota nyaman dan ramah sosial, artinya kota yang nyaman bagi semua, termasuk anak-anak, perempuan, kelompok lanjut usia, warga berkebutuhan khusus (difabel), dan warga pra-sejahtera. Akses kesehatan dan pendidikan berkualitas bagi semua warga Tangerang Selatan tanpa terkecuali harus terbuka dan murah.  

3. Tangerang Selatan adalah kota Hijau, artinya kota yang mengarusutamakan kelestarian lingkungan dan pengurangan risiko bencana dalam perencanaan tata-kota dan pelaksanaan pembangunan kotanya.



Misi:

Untuk mewujudkan visi “Tangerang Selatan Kota Cerdas” dicapai dengan 5 (lima) misi pembangunan jangka panjang Tangerang Selatan 2016-2025, sebagai berikut:

1. Membangun kultur pemerintahan kota yang bersih, kompeten, transparan dan berorientasi melayani warga Tangerang Selatan dengan meningkatkan efisiensi birokrasi melalui penggunaan teknologi, membangun mekanisme pengawasan untuk menjaga akuntabilitas birokrat dan meningkatkan kesadaran warga agar berpartisipasi aktif dalam pembangunan dan mengawasi jalannya pemerintahan dan pembangunan kota.

2. Meningkatkan jumlah dan kualitas sarana dan prasarana kota sesuai dengan pertumbuhan populasi kota Tangerang Selatan terutama dalam sector transportasi, kesehatan, pendidikan, perdagangan dan jasa, komunikasi, sumberdaya air dan listrik agar hasil pembangunan kota bermanfaat bagi semua warga Tangerang Selatan secara adil termasuk perempuan, anak-anak, warga lanjut usia (lansia), warga berkebutuhan khusus (difabel) dan kelompok social lainnya.

3.  Mengembangkan potensi perekonomian warga Tangerang Selatan dengan pengadaan pelatihan teknis, memfasilitasi permodalan dan pemasaran usaha kecil dan menengah secara merata menuju kota Tangerang Selatan sebagai kota pusat industry kreatif, digital, dan kuliner.

4. Melaksanakan pembangunan kota berkelanjutan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan tanpa mengurangi kesempatan bagi generasi muda Tangerang Selatan untuk menikmati kehidupan asri tanpa polusi dan tangguh terhadap ancaman bencana dengan menjaga ekologi air, tanah, dan udara.

5. Menjaga stabilitas dan keamanan kota dengan mengakui dan bangga atas identitas wargakota Tangerang Selatan yang beragam dan saling menghargai antar etnis dan umat beragama.




Rabu, 08 Juli 2015

Bela Mulut Ahok dengan serang Suharto dan koruptor, Soe Tjen Marching malah ngawur

Beberapa hari lalu tiba-tiba saya lihat post di home fb dari seorang teman isinya sebuah link "Surat Terbuka kepada Jaya Suprana tentang Mulut Ahok" setelah saya buka, ternyata penulisnya Soe Tjen Marching, saya juga ga tau itu orang itu siapa. Kemudian saya searching, ternyata adalah seorang penulis, aktivis, akademisi, dan seniman, dan hasil karyanya ternyata sangat mengagumkan. Tapi yang saya heran, isi Surat Terbuka ini, yang ditulis beliau, sangatlah aneh.

Soe Tjen Marching

Saya sudah pernah baca surat bapak Jaya Suprana (Phoa Kok Tjiang) kepada Ahok yang isinya kritik membangun dengan cara mengkritik yang sopan dan maksudnya baik pula. Namun balasan Ahok malah nyolot, oleh Ahok, Jaya Suprana malah disebut otaknya masih warga kelas dua. Ahok juga menyebut langkah Jaya Suprana membuat surat itu adalah langkah provokatif dan melatih dirinya sendiri untuk berbuat rasis. Saya sudah bingung dengan Ahok, sepertinya dia sedang mabok saat berbicara seperti itu.

Ahok sudah aneh, Soe Tjen Marching lebih aneh lagi dengan tulisannya itu. Pertama, Soe Tjen membela mulut Ahok dengan menyerang mulut Suharto di paragraf ini :

"Saya akui, mulut Ahok memang kasar. Namun bagi saya, masih tidak ada apa-apanya dibandingkan mulut Soeharto yang menyebut sekelompok orang tertentu sebagai orang “Cina”, walaupun mereka lahir dan besar di Indonesia, bahkan banyak di antaranya sudah beberapa generasi hidup di Indonesia."


Yang nista bukan Suharto, tapi pengkhianat Tionghoa


Ini kelihatannya pas, tapi sebenernya ngawur ! Bagaimana bisa Suharto dianggap lebih kasar dari Ahok karena menyebut "Cina" , padahal yang memilih istilah Cina ketimbang Tionghoa bukanlah Suharto, tapi orang tionghoa sendiri. Orang itu adalah Ong Tjong Hay / Sindhunata, ketua LPKB dan BKPKB. Sindhunata dan organisasi pimpinannya lah yang memilih istilah Cina ketimbang Tionghoa. Bahkan merekalah yang juga mengusulkan pelarangan total terhadap perayaan kebudayaan tionghoa. Sedangkan Suharto merasa usulan itu berlebihan, sehingga mengizinkan perayaan kebudayaan Tionghoa dilakukan secara tertutup. Bagi banyak orang Tionghoa, Sindhunata dianggap pengkhianat, atau setidaknya sesat karena kebodohan.

Yang korupsi anak buah Ahok, DPRD dan nenek mereka yang dihina  


Hal aneh lainnya, Soe Tjen malah (seperti) membenarkan kasarnya mulut Ahok karena ditujukan kepada koruptor.

"Saya tidak bilang mulut Ahok itu halus dan sopan. Sama sekali tidak. Saya juga akui mulut Ahok kasar. Tapi, siapa yang bisa tahan bersopan-sopan terlalu lama dengan para koruptor yang hendak menggarong sebagian dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) juga menipu rakyat? "

Padahal, yang jadi tersangka korupsi UPS belum ada yang dari DPRD, malah adanya anak buah Ahok, dari eksekutif, Alex Usman. Selain itu, kalo benar memang ada anggota DPRD yang korupsi ? Kenapa yang dihina malah neneknya ? Apa karena Ahok udah terlanjur nulis "pemahaman nenek lu" di catatan APBD DKI ?  lol . Ahok juga menganggap Kompas TV (atau reporternya?) bodoh karena mau live dengan dia.

“ Lu buktiin aja nenek lu sialan bangsat gua bilang. Lu buktiin aja. Gue juga udah keki”. - Ahok
"Itu bodohnya anda mau live dengan saya" - Ahok


Nila setitik rusak susu sebelangga


Saya tidak tau maksud sebenarnya ci Marching di paragraf-paragraf terakhirnya, ada beberapa hal yang saya setuju, namun saya lebih setuju dengan pernyataan bapak Jaya Suprana tentang "jangan sampai nila setitik rusak susu sebelangga". Karena ada pernyataan ci Marching yang saya anggap aneh seperti berikut :

"Pak Jaya, cara berpikir seperti ini justru mendukung kesesatan, seolah menjadi korban adalah bagian dari kesalahan. Seolah sebagai kelompok yang kerap disudutkan bahkan diserang, mereka yang telanjur distempel Tionghoa ini harus selalu waspada terhadap ucapan dan tindakan, tidak saja bagi diri mereka, namun juga orang-orang yang dianggap termasuk dalam ras mereka.


Saya yakin, tak ada alasan bagi kita orang Tionghoa untuk tidak waspada. Kecuali untuk para konglomerat hitam yang mendapatkan uang dengan mudah melalui cara-cara kotor dan nista. Untuk mereka, mungkin tak perlu waspada karena gampang untuk kabur keluar negeri. Namun, untuk masyarakat Tionghoa secara umum, apa alasan kita untuk tidak waspada ? 

Di dunia kita mayoritas, namun di Indonesia kita minoritas. Mau diakui atau tidak, persentasinya begitu. Karena minoritas, tentunya berada dalam posisi tak menguntungkan. Biarpun dilindugi negara dengan berbagai aparat dan undang-udangnya, bukankah masih ada kemungkinan malapetaka terjadi ? 

Saat peristiwa 1965, rumah kakek saya hampir dibakar karena dituduh PKI, saat kerusuhan Mei 1998, ruko saya hampir dibakar. Hal tersebut membuktikan, biarpun dilindugi negara dengan hak yang sama seperti pribumi, malapetaka masih mungkin terjadi. Biarpun dilindungi negara, saat kerusuhan di Jakarta, Panglima ABRI nya malah menghadiri upacara di Malang. Saat peristiwa 1965 dan 1998, biarpun kita dilindungi negara, pada saat hal-hal diluar dugaan terjadi, hubungan baik dengan teman-teman etnis lain lah yang menyelamatkan kita dari malapetaka. 


Salam Indonesia Raya


Patrick Ong



Refrensi :
http://www.solopos.com/2015/04/02/ahok-vs-dprd-dki-begini-isi-surat-terbuka-jaya-suprana-untuk-ahok-590915/2
http://news.okezone.com/read/2015/03/30/338/1126714/ahok-sebut-jaya-suprana-provokator
http://sinarharapan.co/news/read/150406107/-i-surat-terbuka-kepada-jaya-suprana-tentang-mulut-ahok-i-
http://news.metrotvnews.com/read/2015/03/30/378672/disindir-jaya-suprana-ahok-otaknya-masih-warga-negara-kelas-dua
http://www.tionghoa.info/kristoforus-sindhunata/
http://metro.news.viva.co.id/news/read/604824-siarkan-perkataan-kotor-ahok--kompas-tv-disanksi-kpi

Jumat, 12 Juni 2015

Ong Tjong Hay dan Lauw Chuan To, pelopor diskriminasi Tionghoa era Orde Baru

Sindhunata, dikenal sebagai pengkhianat Tionghoa

Bagi masyarakat Tionghoa Indonesia, era Orde Baru diingat sebagai era yang penuh diskriminasi terhadap etnis Tionghoa dalam berbagai hal kecuali ekonomi. Banyak yang menganggap Presiden Suharto sebagai penguasa Orde Baru adalah pelopor dari diskriminasi tersebut. Fakta yang tak diketahui umum, pelopor diskriminasi Tionghoa era Orde Baru adalah dua orang Tionghoa bernama Sindhunata (Ong Tjong Hay) dan Junus Jahja (Lauw Chuan To).

BKPKB dan LPKB


Kristoforus Sindhunata adalah Ketua BKPKB (Badan Komunikasi Penghayatan Kesatuan Bangsa) dan LPKB (Lembaga Pembinaan Kesatuan Bangsa). Kedua organisasi tersebut didirikan oleh Junus Jahja ((Lauw Chuan To) seorang Tionghoa Muslim yang juga pro-assimilasi. Sedangkan Sindhunata adalah Tionghoa Katholik dan pernah menjadi Wakil Ketua PMKRI.

LPKB mencanangkan assimilasi sebagai "terapi" penyelesaian masalah Tionghoa. Dengan assimilasi mereka bermaksud golongan Tionghoa menghilangkan ke-Tionghoaannya dengan menanggalkan
semua kebudayaan Tionghoa, mengganti nama ke nama-nama yang tidak berbau Tionghoa dan kawin campuran. Dengan demikian, golongan Tionghoa tidak lagi bereksistensi sebagai golongan
terpisah dari golongan mayoritas.  Ia juga mengaku bahwa ia bersama kelompoknya, para penganjur asimilasi di Indonesia, adalah konseptor Inpres 14/1967 yang melarang kebudayaan, adat-istiadat dan tradisi Tionghoa diselenggarakan di tempat terbuka.

Suharto pun menganggap usulan larangan Imlek berlebihan


Sindhunata dengan LPKB nya bahkan mengusulkan pelarangan total terhadap perayaan kebudayaan Tionghoa. Namun, Presiden Soeharto kala itu menilai usulan Sindhunata terlalu berlebihan. Soeharto tetap mengizinkan perayaan kebudayaan Tionghoa, namun dilakukan secara tertutup. Aturan itu kemudian diresmikan dengan Inpres Nomor 14 Tahun 1967. Hampir 33 tahun warga Tionghoa tak bisa merayakan kebudayaannya di depan umum. Angin segar kemudian datang setelah reformasi.

Assimilasi vs Integrasi


Sudah sejak dulu terjadi kontradiksi antar kedua kubu LPKB (Lembaga Pembinaan Kesatuan Bangsa) dan Baperki (Badan Permusyawaratan Kewarganegaraan Indonesia), Baperki yang dipimpin oleh Siauw Giok Tjhan dengan ideologinya "Integrasi" dan LPKB dengan program "Asimilasi"nya
yang dibawakan oleh Sindhunata. Keduanya sama sama keturunan Tionghoa, dan keduanya mengaku berusaha untuk membawa WNI etnis Tionghoa untuk bersama membangun Indonesia. Keduanya juga pernah menjabat di struktur pemerintah RI. Secara garis besar marilah kita uraikan apa itu Integrasi dan Asimilasi sebagai refreshing.
  • Integrasi :
Membaur dalam suatu masyarakat yang terdiri dari beragam suku dan budaya tanpa menghilangkan identitas dari masing masing komponen yang ambil bagian dari pembauran tersebut, mirip dengan teori "Pluralism" atau "Multiculturalism"
  • Asimilasi:
Memadukan masyarakat yang berasal dari suku dan budaya berlainan menjadi satu kesatuan tanpa mempertahankan kebudayaan atau identitas komponen itu berasal , mirip dengan teori "Melting Pot"

Kesimpulan


Ternyata, pelopor diskriminasi Tionghoa era Orde Baru bukanlah Presiden Suharto yang beretnis Jawa, melainkan para pengkhianat Tionghoa yakni Sindhunata dan kelompoknya. Suharto memang tidak bisa dibilang sama sekali tak terlibat, namun setidaknya ini bisa mengubah cara pandang kita tentang Orde Baru dan diskriminasi nya. Selain itu, diskriminasi Tionghoa tidak dimulai di era Suharto, melainkan Sukarno, lewat perpres yang melarang etnis Tionghoa berdagang di daerah kecamatan.

Hal ini mungkin bisa membuat malu teman-teman Tionghoa yang tahun lalu (2014) merayu dan cenderung memaksa teman-teman Tionghoa nya untuk memilih PDIP dan Jokowi karena Sukarno dianggap pro-tionghoa dan Suharto anti-tionghoa. Juga orang-orang yang menyebarkan ketakutan buatan bahwa Prabowo anti-tionghoa karena merupakan menantu Suharto.


Salam Indonesia Raya,



Patrick Ong


Refrensi :
http://www.jakarta.go.id/v2/dbbetawi/detail/200/Junus-Jahja
http://www.thejakartapost.com/news/1999/08/28/misconcept-assimilation.html
http://www.gelora45.com/news/STDjin_Sindhunata.pdf
http://www.indonesiamedia.com/lipsus/lipsus-2003-cinationghoa3.htm
http://www.tionghoa.info/kristoforus-sindhunata/
http://news.liputan6.com/read/814735/sukarno-gus-dur-dan-imlek
http://id.wikipedia.org/wiki/Kristoforus_Sindhunata

Rabu, 06 Mei 2015

Para admin TrioMacan2000 dipenjara, kabar gembira bagi seluruh pendukung KMP !






Kabar gembira bagi seluruh pendukung KMP, satu lagi admin @TrioMacan2000 masuk penjara bernama Edy Syahputra. Sebelum Edy, sudah ada dua admin @triomacan2000 yang masuk penjara bareng dan berkelahi disana yaitu Raden Nuh dan Harry Koes. Harry Koes ngaku dianiaya oleh Raden Nuh.

Mengapa pendukung KMP perlu bergembira ? Sebab akun fitnah dan bullshit bernama @TrioMacan2000 ini adalah akun yang aktif memfitnah para tokoh dan partai-partai KMP. Yang paling rajin mereka fitnah adalah Prabowo, Partai Gerindra, Anis Matta, dan PKS

Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan memvonis pemilik akun twitter @triomacan2000, Edy Syahputra dengan hukuman satu tahun enam bulan penjara. Edy terbukti menerima dan menyimpan uang hasil dari pemerasan.




Terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan telah melakukan kejahatan menyimpan uang hasil kejahatan," ujar Ketua Majelis Hakim Suyadi saat membacakan vonis di PN Jakarta Selatan, Rabu (22/4).

Majelis Hakim menilai perbuatan Edy telah merugikan orang lain. Hal tersebut yang menjadi pertimbangan hakim.

Sebelumnya, aparat Polda Metro Jaya menangkap Edy Syahputra, Raden Nuh dan Harry Koes Harjono terkait dugaan pemerasan terhadap pejabat PT Telkom, Arif Prabowo pada 23 Oktober 2015. Selain laporan Ari Prabowo, ketiga terdakwa itu menjalani sidang kasus pemerasan terhadap rekanan PT Telkom yakni pemilik PT Tower Bersama Grup Abdul Satar Rp358 juta.

Ketiga terdakwa dijerat Pasal 45 junto Padal 29 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang informasi transaksi elektronika, Pasal 369 KUHP, 378 KUHP, dan Pasal 3 UU Nomor 8/2010 tentang TPPU.

Sudahkah Anda membaca fitnah-fitnah buatan mereka yang konyol dan sotoy ? Berikut kumpulan fitnah @TrioMacan2000 terhadap para tokoh dan partai-partai KMP :

Koalisi Merah Putih,, yang tak suka Pancasila dan UUD 45 pasti benci mereka

Fitnah terhadap Prabowo dan Gerindra :
http://chirpstory.com/li/40534
http://chirpstory.com/li/27443
http://chirpstory.com/li/24420

Fitnah terhadap Anis Matta dan PKS :
http://chirpstory.com/li/203871
http://chirpstory.com/li/176549
http://chirpstory.com/li/176706

Fitnah terhadap Aburizal Bakrie, Setya Novanto, dan Golkar :
https://kultwitter.wordpress.com/2012/03/05/abu-rizal-bakrie-di-mata-triomacan2000/
http://twicsy.com/i/vYbwUe
http://chirpstory.com/li/187721


Kubu Prabowo pernah meminta manajemen Twitter untuk membekukan akun fitnah ini. Wakil Sekjen DPP Gerindra, Edhy Prabowo mengatakan bahwa aksi @TrioMacan2000 ini merupakan bagian kecil dari pihak-pihak tertentu yang mau memojokkan Prabowo dan Partai Gerindra. Serangan yang dilakukan pihak-pihak yang tidak suka dengan posisi Prabowo saat ini bergerak dengan sistematis dan terstruktur.  Kini, akun @TrioMacan2000 sudah ditutup oleh Twitter. Sebagai gantinya, muncul akun @TM2000Back

Salam Indonesia Raya,


Patric Ong

Refrensi :
http://www.republika.co.id/berita/nasional/hukum/15/04/22/nn7nvf-pemilik-akun-trio-macan-divonis-1-tahun-6-bulan-penjara
http://news.okezone.com/read/2015/04/22/337/1138614/pengelola-akun-triomacan2000-divonis-1-5-tahun-penjara
http://megapolitan.kompas.com/read/2014/11/12/09565721/Dua.Admin.Triomacan2000.Berkelahi.di.Penjararasan
http://www.rmol.co/read/2012/12/31/92145/Gerindra:-@TrioMacan2000-Masuk-ke-Ruang-Pribadi-Prabowo-
http://www.tempo.co/read/news/2014/10/31/078618517/Ini-Awal-Mula-Akun-TrioMacan2000
http://www.rmol.co/read/2012/12/31/92145/Gerindra:-@TrioMacan2000-Masuk-ke-Ruang-Pribadi-Prabowo-

Selasa, 14 April 2015

Luhut dalangi black campaign isu Gerindra Wahabi ?

Antara Luhut dan Bravo 5


Luhut Pandjaitan, dulu timses Jokowi, sekarang Kepala Staf Kepresidenan

Sebelumnya, saya sudah tau Luhut Pandjaitan pernah menyatakan kalimat pemurnian agama dalam manifesto perjuangan Partai Gerindra sejalan dengan salah satu doktrin Wahabi. Saya juga mengetahui Bravo 5 adalah tim Jokowi-JK yang menangani urusan SARA.

Bravo 5 pernah dilaporkan ke Bawaslu oleh Tim Advokasi Prabowo-Hatta karena membuat buku black campaign "10 Alasan Memilih Jokowi" yang didalamnya mengatakan bahwa Gerindra memiliki hubungan dengan Wahabi dan jaringan teroris Al-Qaeda.


Namun, terimakasih untuk Bpk. Akbar Faisal, saya jadi mengetahui hubungan antara Bravo 5 dan Luhut Panjaitan. Berikut kutipan dari surat Akbar Faisal :

Pak Luhut sendiri setahu saya (dan sesungguhnya sy sangat tahu masalahnya) banyak menghabiskan waktu di kantor pemenangan yg dibentuknya di Bravo 5 Menteng dan berdiskusi or menelepon banyak orang yg saya dengar sbg“org LBP” entah di mana saja.


Hasil penelusuran saya di wikipedia pun mengkonfirmasi hal ini :

http://id.wikipedia.org/wiki/Luhut_Binsar_Panjaitan
Bravo 5 sendiri mengklaim Gerakan Wahabi Salafi Susupi Prabowo-Hatta



Dengan posisinya sebagai pendiri dan pembina Bravo 5, apakah Jendral Luhut Pandjaitan adalah dalang dari black campaign konyol isu Gerindra Wahabi ini ?
Hanya Luhut yang tau :)

Salam Indonesia Raya,


Patric Ong

Kristen Indonesia Raya (KIRA)

Refrensi :
http://www.wartatimes.com/politik/ada-sejarah-gerakan-wahabi-di-buku-mengapa-memilih-jokowi
http://www.kabarsatu.co/archives/3452
http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/15/04/08/nmgo2t-ini-surat-akbar-faizal-ke-luhut-panjaitan-yang-bocor-ke-publik
http://www.merdeka.com/pemilu-2014/3-laporan-kubu-prabowo-ke-bawaslu-dalam-sehari/laporkan-penulis-buku-saku-jokowi.html
http://www.antaranews.com/berita/436977/prabowo-akan-hapus-kalimat-pemurnian-agama
http://www.republika.co.id/berita/pemilu/hot-politic/14/06/20/n7glfv-kampanye-hitam-sebut-prabowohatta-adalah-wahabi-salafi
http://kabar24.bisnis.com/read/20140620/355/237540/tim-advokasi-prabowo-hatta-laporkan-wimar-witoelar-wiranto-dan-bravo-5

Rabu, 28 Januari 2015

Cara halus kaum munafik membungkam kebebasan berbicara

Kaum munafik punya cara busuk untuk membungkam kebebasan berbicara secara halus dan intelek. Yang dimaksud disini adalah kebebasan bicara yang bertanggung jawab, bukan kebebasan berbicara untuk memfitnah seperti yang dilakukan Rudyanto Lay (baca Ternyata pembuat fitnah Prabowo anti-tionghoa adalah Facebook pemenangan Jokowi yang juga menjual obat seks).



In case pendukung Jokowi, karena banyaknya pendukung mereka yang bermental liberal, semangat kemunafikan tak bisa terbendung, bahkan oleh banyaknya orang baik di kubu Jokowi. Karena kaum Liberal bersifat ultra-munafik, meskipun menyokong kebebasan berbicara dengan sangat toleran, mereka hanya toleran jika Anda setuju total dengan mereka.




Selain itu, pendukung Jokowi banyaknya tak lulus SD (survei LSI dan survei di BeritaSatu, keduanya milik pendukung Jokowi). Sehingga bisa dimaklumi banyak yang jadi munafik. Kalau pemimpin berbohong saja dianggap biasa, apalagi dengan kemunafikan ? Ini bukan salah Jokowi, tapi salah pendukungnya.

Berikut cara-cara busuk kaum munafik yang sering saya temui :

1. Membanggakan kewajiban

Kalo ada yang menyerang dan mengkritik kinerja Jokowi, kaum munafik akan counter-attack dengan menyombongkan diri bahwa Jokowi kerja, sedangkan yang mengkritik ga ada kerja nya untuk negara dan cuma mencela.Ini kan lucu, Jokowi kerja untuk negara kan sudah kewajiban dia, karena memanangkan pilpres 2014 yang penuh kecurangan itu.Yang membayar kerjaan dia juga kan rakyat, termasuk rakyat yg mengkritik.

2. Minta jangan ngurusin orang lain

Yang seperti ini munafik klasik yang paling sering saya jumpai. Mereka minta saya jangan ngurusin orang lain. Katanya lebih baik belajar untuk kuliah dan cari duit aja. Mereka kepo ngurusin sy, pdhl mulutnya bilang jangan ngurusin orang lain. Munafiknya transparan, hehehe. 


Minta orang ga ngurusin orang lain, padahal mereka yang kepo


3. Bullying


Ini waktu pengumuman hasil pilpres curang. Ini cuma sebagian kecil. Saya lihat sendiri di wall sesorang ada ajakan untuk membully Patric Ong karena mendukung Prabowo.


4. Meminta introspeksi diri

Ga boleh kritik kalo diri sendiri belum sempurna dan masih ada salah. Introspeksi diri dulu. Karena manusia ga ada yang sempurna, artinya ga ada yang boleh kritik orang lain, hehehehe.


5. Memberi nasehat

Seperti Liliana, Eko, dan Anton diatas itu. Sebenernya mereka peduli sama kita. Yang dibahas bukan tulisannya tapi penulisnya. Omongannya ga nyambung tapi jadinya. 


6. Menyombongkan diri

Seperti tiga orang itu juga, omongannya ga nyambung tapi nyombong ! Pendukung Jokowi banyak nih yang kaya gini. Berapa banyak pengkritik kebijakan Jokowi menaikkan harga BBM dihina miskin maupun dihina bermental miskin ? Banyak juga yang ngaku ga ngefek karena penghasilannya besar, nyuruh orang lain cari penghasilan besar juga.


Semoga suara kebenaran dan kritik dari orang-orang yang tulus tak terbendung oleh strategi busuk kaum munafik yang ingin membungkan kebebasan berbicara secara halus. Pada dasarnya mereka itu panik begitu kita berbicara kebenaran maupun ketika argumen kita tak bisa dilawan dengan cara ngeles mereka, makanya mereka mau membungkam dengan cara halus


Salam Indonesia Raya



Patric Ong











Selasa, 27 Januari 2015

Kata siapa Sukarno lebih baik dari Suharto terhadap tionghoa ?

Presiden Sukarno bersama Mao Zedong, Presiden RRC

Dari dulu saya menganggap Presiden Pertama kita, Sukarno adalah seorang yang pluralis dan berpihak pada kaum minoritas tionghoa. Hal ini wajar karena pada era Orde Lama, hal-hal berbau tionghoa seperti koran mandarin, Imlek, nama tionghoa, dll tidak dilarang seperti pada era Orde Baru.

Selain itu, kata-kata Bung Karno yang kita hormati ini juga meyakinkan hal tersebut:


Buat apa saya mesti menuntut, orang peranakan Tionghoa yang mau menjadi anggota negara Republik Indonesia, mau menjadi orang Indonesia, mau ubah namanya, ini sudah bagus kok…Thiam Nio kok mesti dijadikan Sulastri atau Sukartini. Yah, tidak ?

Tidak ! Itu urusan prive. Agama pun prive, saya tidak campur-campur.Yang saya minta yaitu, supaya benar-benar kita menjadi orang Indonesia, benar-benar kita menjadi warganegara Republik Indonesia..”



Pidato itu sangat memukau, tapi bagaimana dengan hal lain selain nama ? Mungkin saya termasuk yang baru tau, tapi saya yakin banyak juga yang belum tau, ternyata era Orde Lama-nya Sukarno tidak lebih adil dalam memperlakukan kaum minoritas. Pemerintahan Presiden Soekarno pada era 1959-1960 adalah masa dimana etnis Tionghoa sungguh terdiskriminasi dalam wajah yang sangat rasialis.

Pedagang kecil tionghoa, korban PP No. 10/1959

Peraturan rasis

Pada 14 Mei 1959 pemerintah mengeluarkan Peraturan Presiden No. 10/1959 yang berisi larangan untuk orang asing berusaha di bidang perdagangan eceran di tingkat kabupaten ke bahwa dan wajib mengalihkan usaha mereka kepada warga negara Indonesia, dan mereka diharuskan menutup perdagangannya sampai batas 1 Januari 1960.

Pada praktiknya "orang asing" pada pasal ini terbatas hanya pada orang Tionghoa karena dari 86.690 pedagang kecil asing yang terdaftar, 90% nya beretnis Tionghoa.

Peraturan ini terutama ditujukan pada pedagang kecil Tionghoa yang merupakan bagian terbesar orang asing (non-pribumi) yang melakukan usaha ditingkat desa. Jadi, jangan dibayangkan korban dari aturan ini adalah cukong-cukong pemain monopoli yang bisnisnya merugikan orang lain. 


Ketegangan dengan RRC

PP rasis ini menimbulkan ketegangan diplomatik antara Indonesia dan RRC. Dalam pertemuan antara Menlu Subandrio dengan Duta Besar Cina untuk Indonesia (Huang Chen) di Jakarta, pemerintah Peking mendesak peninjauan kembali PP No. 10 dan permintaan itu ditolak. Pemerintah Cina pun berang, pada tanggal 10 Desember 1959 radio Peking mengumumkan ajakan warga Cina perantauan untuk kembali ke "kehangatan Ibu Pertiwi". Kedubes RRT di Jakarta segera mendaftar Cina perantau yang tertarik oleh ajakan itu. Selama tahun 1960-1961 tercatat lebih dari 100.000 orang Tionghoa meninggalkan Indonesia.


Pengusiran sampai penembakan

Tercatatat bahwa di beberapa tempat penerapannya juga dipaksakan dengan kekuatan militer; tidak hanya tidak diperbolehkan berdagang, namun orang Tionghoa dilarang tinggal di tempat tersebut. Di Curut, Cibadak, dan Cimahi hal ini memakan korban. Di Cimahi, Jawa Barat, terjadi pengusiran orang Tionghoa dan tentara menembak mati dua perempuan Tionghoa

Ketidakadilan

Leo Suryadinata, pengajar di Universitas Nasional Singapura berpendapat bahwa baik peraturan benteng maupun PP 10 tahun 1959 adalah awal perlakuan anti-Tionghoa di Indonesia. Menurutnya pada zaman kolonial orang Cina umumnya hanya pedagang kecil, namun setelah Indonesia merdeka kedudukan bisnis mereka lebih kuat, karena itu pengusaha dan pedagang "pribumi" merasa tidak bisa bersaing dan ingin mengambil alih bisnis orang Tionghoa dengan kekuatan pemerintah. Aturan diskriminatif ini juga dilansir sebagai upaya melestarikan politik pecah belah.

Demikianlah tulisan saya berdasarkan berbagai sumber. Terimakasih

Salam Indonesia Raya


Patric Ong


Refrensi:
http://www.tionghoa.info/diskriminasi-etnis-tionghoa-di-indonesia-pada-masa-orde-lama-dan-orde-baru/
http://id.wikipedia.org/wiki/Peraturan_Presiden_Nomor_10_tahun_1959

Mereka pancing Prabowo untuk serang Jokowi, tapi malah dicuekin


Prabowo dan Jokowi saling menghormati


Salah satu pengacara Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, Mahendradatta, menyatakan bahwa Prabowo Subianto dan Koalisi Merah Putih (KMP) telah dipancing-pancing untuk ‘menyerang’ Presiden Joko Widodo yang saat ini dihimpit berbagai persoalan gawat.


“Para pemuja mancing-mancing agar Prabowo & KMP manfaatkan kesempatan serang Jokowi di saat terjepit, jadi bisa mainkan lagi jurus kasihan. Malah dicuekin, ciaan d kk,” 
tulis Mahendradatta di akun Twitter ‏@mahendradatta.


Mahendradatta juga memastikan, bahwa Prabowo Subianto memiliki sifat kenegarawanan yang terjaga. 


“Dari jaman baheula sifat Prabowo itu menjaga keselamatan & keutuhan bangsa, jadi kalian mau pancing bubar-bubaran juga gak akan digubris.Ga kapok-kapok lu pada,” 
tulis @mahendradatta.


Secara khusus, Mahendradatta meminta semua pihak untuk tidak memancing-mancing perubahan sikap Prabowo Subianto. “Jangan plintar-plintir teruslah, Prabowo bukan tipe orang yang bisa mengkhianati komitmennya. Juga bukan model yang memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan,” tegas @mahendradatta.

Diberitakan sebelumnya, politisi PDIP, Effendi Simbolon melontarkan berbagai kritikan terhadap pemerintahan Jokowi-JK yang telah berjalan 100 hari. Bahkan Effendi menyatakan saat ini adalah waktu yang tepat bagi siapapun yang berniat menjatuhan pemerintahan Jokowi-JK. Sebab, pemerintahan Jokowi-JK memiliki banyak celah untuk dimakzulkan oleh lawannya.




Refrensi :
http://www.intelijen.co.id/prabowo-dipancing-serang-jokowi-yang-telah-terjepit/

Senin, 26 Januari 2015

Ternyata pembuat fitnah Prabowo anti-tionghoa adalah Facebook pemenangan Jokowi yang juga menjual obat seks


Biarpun pilpres 2014 berakhir, ternyata banyak orang masih mempercayai ketakutan buatan yang dibuat kubu lawan seperti isu Prabowo rasis, Gerindra Wahabi, dll. Karena prihatin, saya berinisiatif mencari siapa sebenarnya pembuat fitnah Prabowo anti-tionghoa. Ternyata pelaku pembuat fitnah tersebut adalah Facebook pemenangan Jokowi yang juga penjual obat sex bernama Rudyanto Lay (Lay Cao Lay)

Foto Rudyanto Lay bersama Jokowi 
Kebetulan nama orang itu terdengar tionghoa, mungkin ada akan menjudge saya bertujuan menyulut konflik dengan isu SARA. Percayalah, Anda salah, kalo saya berbuat demikian, artinya saya sudah gila. Saya adalah seorang Tionghoa Katholik yang tinggal diantara pada pendukung Jokowi.

Berikut langkah penelusuran saya sampai mendapat kesimpulan bahwa Rudyanto Lay lah sang pelaku:

1. Berdasarkan BBM dan SMS black campaign yang saya terima dari teman-teman dan saudara-saudara saya pada saat menjelang pileg, link-link fitnah selalu mengarah pada dua website ini :


cetarmembahanabadaihalilintar.com, sekarang sudah expired


Blog milik Rudyanto Lay di blog detik

2. Saya memutuskan menelusuri siapakah Rudyanto Lay dari Facebook, dengan mudah saya menemukannya. Ia menggunakan profile picture foto dirinya bersama Jokowi.

Facebook Rudyanto Lay alias Lay Cao Lay

3. Kemudian saya melihat profil Rudyanto Lay, dia mengklaim bekerja di cetar membahana badai halilintar. Asumsi saya, berarti ialah pembuat website fitnah cetarmembahanabadaihalilintar.com


4. Kemudian saya mengamati status dan activity di wall Rudyanto Lay. Terlihatlah aksi Rudyanto Lay sedang menyebarkan fitnah. Ia memimnta orang yang sudah membaca artikel fitnah nya untuk menyebarkannya ke seluruh contact list BBM, WhatsApp, LINE, maupun media sosial lainnya.


Website yang tertera sudah tak bisa dibuka

5. Di wall sebuah group, saya meliat Rudyanto Lay pada tanggal 4 July 2014 mengatakan Jokowi sudah direstui Nyi Roro Kidul jadi Presiden RI ke-7. Ia juga meminta orang-orang untuk menyebarkannya di berbagai media sosial.





6. Saya makin penasaran siapa Rudyanto Lay ini sebenarnya, ternyata Facebooknya adalah media pemenangan Jokowi sebagai Presiden, dan dia sendiri adalah penjual obat seks.





Dengan bukti-bukti ini, saya sangat yakin bahwa pembuat fitnah Prabowo anti-tionghoa adalah Facebook pemenangan Jokowi yang juga menjual obat sex bernama Rudyanto Lay. Anda boleh menganggap saya belum move on, barisan sakit hati, provokator, pemfitnah, dll. Anda juga boleh nekat menduduh saya menyulut konflik rasial, meskipun Anda sudah tau saya seorang Tionghoa Katholik.

Terserah bagaimana pandangan orang lain terhadap saya. Saya bukan siapa-siapa di Partai Gerindra maupun di timses Prabowo. Saya tak memiliki sumbangsih apapun pada bangsa dan negara. Saya hanyalah mahasiswa tanpa prestasi yang punya hak membicarakan kebenaran. Karena itu saya menggunakan hak saya dengan tulus tanpa mencari keuntungan atau menjalankan dendam.



Salam Indonesia Raya


Patric Ong

Jumat, 23 Januari 2015

Isu Gerindra Islamis-Wahabi adalah logika sesat bermakna kebohongan


Pada tahun 2014 lalu, kubu lawan gencar melakukan aksi panik-panikan dan tarik urat untuk melemahkan Gerindra lewat isu bahwa Gerindra bersifat Islamis Wahabi dan mau menegakkan Syariah Islam di Indonesia. Padahal, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo yang juga adik kandung Prabowo yang beragama Kristen, menyebut Prabowo sejak 2005 telah memperingatkan dirinya soal bahaya paham Wahabi.


Berikut dua dari banyak tingkah para penipu yang berhasil membodohi sebagian rakyat:


1. Black campaign oleh tim bentukan kubu Jokowi-JK

Tingkah polah mereka meningkat saat pilpres. Buku saku "10 Alasan Memilih Joko Widodo" beredar di masjid dan terminal bus kawasan Pulogebang serta beberapa titik di Kota Bekasi. Di bagian belakang buku terdapat tulisan Bravo-5.

Bravo-5 merupakan tim yang dibentuk kubu capres Jokowi-JK untuk menangkal isu SARA.Ternyata, bukannya menangkal,mereka malah menjual "ketakutan buatan" lewat isu SARA. Ada tulisan dalam buku itu yang mengidentikan Partai Gerindra dengan kelompok Wahabi. Timses Prabowo-Hatta pun melaporkan hal ini ke Bawaslu.


2. Membuat penafsiran sesat tentang Manifesto agama Gerindra

Secara khusus, manifesto Partai Gerindra  di Bidang Agama menyatakan bahwa:“Negara dituntut untuk menjamin kemurnian agama yang diakui oleh negara dari segala bentuk penistaan dan penyelewengan dari ajaran agama” (halaman 40). 

Website indonesia-2014.com berbohong bahwa pemurnian agama adalah ajaran Wahabi yang melarang Maulid Nabi. Menurut logika sesat mereka, apabila maulid Nabi dilarang, apalagi perayaan Natal. Kebohongan mereka juga mengklaim Manifesto Gerindra memiliki semangat penegakan syariah.


Faktanya, menjamin kemurnian ajaran agama menguntungkan semua agama  yang diakui negara. Di negara Barat pun negara bertindak apabila ada yang menistakan agama. Hashim mencontohkan hal seperti ini di Jerman.

Ada Church of Saintology ini dilarang di sana karena menodai kemurnian agama. Mereka dilarang karena tujuannya ingin menggelapkan pajak. 

Jadi ini yang kami maksud,” ujar Hashim dalam pertemuan yang berlangsung Kamis (22/5) itu. Contoh lain, Hashim menunjukkan Saksi Yehova di Indonesia pada masa Orde Lama dan Orde Baru yang dilarang Pemerintah karena dianggap menimbulkan keresahan.

Yang kita tidak inginkan adalah kalau ada sekte-sekte yang meresahkan masyarakat. Tidak boleh negara misalnya tidak mau tahu. Lembaga-lembaga resmi dari agama yang bersangkutan juga harus didengar. Partai Gerindra juga memastikan program pemurnian agama mereka tidak dengan cara-cara kekerasan, namun dengan cara dialog dan sesuai hukum. Kata "jera" yang dilontarkan admin partai Gerindra sangat jelas tidak berarti kekerasan.

Namun, karena tingkah panik-panikan banyak orang dengan halusinasi sesat masing-masing, akhirnya dengan besar hati Pak Hashim bersedia menghapus kalimat itu.

"Ya kami akan hapus dan mengubah kalimat itu, tidak ada masalah,"

kata Hashim usai menjadi pembicara dalam diskusi bertajuk "Gereja Mendengar Visi-Misi Capres 2014".


Luhut Pandjaitan, dulu timses, sekarang Kepala Staf Kepresidenan

Pada diskusi itu, tim sukses Jokowi, Luhut Pandjaitan mengatakan kalimat pemurnian agama dalam Manifesto Gerindra sejalan dengan satu doktrin Wahabi. Pendukung Jokowi, Alwi Shihab mengatakan Nahdlatul Ulama dikhawatirkan akan habis apabila Gerindra bersikeras bekerja sama dengan kelompok pemurnian agama. Ucapan Luhut dan Alwi ini menurut saya adalah logika sesat, namun karena mereka mungkin adalah tokoh Kristen dan Islam, logika sesat mereka berhasil memperdaya umat.


Kesimpulannya, Partai Gerindra bertekad baik untuk menjamin kemurnian dari semua agama yang diakui negara dari sekte-sekte sesat yang meresahkan masyarakat. Namun, karena aksi panik-panikan dan kekhawatiran yang sebenarnya tidak perlu, dengan ikhlas mereka bersedia menghapus dan mengubah kalimat itu. Yang terpenting, perjuangan baik dan ikhlas mereka dalam bidang agama akan tetap berlanjut biarpun dengan kalimat yang berbeda.


Salam Indonesia Raya


Patric Ong
Kristen Indonesia Raya (KIRA)


Refrensi
http://www.antaranews.com/pemilu/berita/436977/prabowo-akan-hapus-kalimat-pemurnian-agama
http://www.republika.co.id/berita/pemilu/hot-politic/14/06/20/n7glfv-kampanye-hitam-sebut-prabowohatta-adalah-wahabi-salafi
http://www.indonesia-2014.com/read/2014/05/16/semangat-penegakan-syariah-dalam-manifesto-gerindra#.VMHNkKTjFwE
http://islamtimes.org/id/doc/news/375555/novriantoni-kahar-gerindra-tidak-ada-bedanya-dengan-pks
http://www.suara-islam.com/read/index/10916/Manifesto-Gerindra-Soal-Pemurnian-Agama-Menguntungkan-Semua-Agama
http://reformata.com/news/view/7805/hashim-prabowo-sudah-sejak-tahun-2005-bicara-bahaya-wahabi
http://www.antaranews.com/berita/436977/prabowo-akan-hapus-kalimat-pemurnian-agama
http://politik.rmol.co/read/2014/04/29/153184/Aktivis-Tuntut-Gerindra-Cabut-Manifesto-Perjuangan-Bidang-Agama-http://jaringnews.com/politik-peristiwa/umum/62308/dekati-gereja-gerindra-akui-manifesto-pemurnian-agama-keliru

Selasa, 13 Januari 2015

Perbedaan platform Partai Gerindra dan PDI-P

Bendera PDIP dan Gerindra


Berbeda dengan di Eropa, di Indonesia kita sangat sulit bagi untuk membedakan ideologi/platform antara parpol-parpol nasionalis secara pasti. Namun, saya menemukan sebuah artikel di website bapak Kwik Kian Gie, politisi senior PDIP yang tetap kader sampai sekarang. Sejak tahun 2009, ia mendukung Prabowo sebagai capres dan bersedia menjadi dewan penasihatnya bidang ekonomi.

Di tahun 2014, beliau tetap mendukung Prabowo dan menjadi koordinator survei tim pemenangan Prabowo-Hatta. Berbeda dengan Ahok, Kwik Kian Gie memiliki sifat "ceng li". Ia tidak keluar dari parpolnya meskipun sering tidak setuju sikap partai dan mengakui bahwa PDI-P adalah partai paling korup. Ia baru saja menghadiri HUT ke-42 PDIP beberapa hari lalu. Ibu Megawati memberi sambutan khusus untuknya.

Berikut perbedaan platform (ideologis) Partai Gerindra dan PDI-P menurut beliau :

1. Kebijakan utang luar negeri


Prabowo ingin “mengalihkan dana pembayaran utang luar negeri sebagai modal untuk membiayai program pendidikan, kesehatan, pangan dan energi yang murah serta ramah lingkungan.”

Kebijakan Presiden Megawati sangat dominan atau praktis sepenuhnya ditentukan oleh Menko Dorodjatun dan Menteri Keuangan Boediono. Kebijakan utang luar negerinya harus patuh pada negara-negara dan lembaga-lembaga keuangan internasional pemberi utang secara mutlak. Negara-negara ini menghendaki pembayaran yang tepat waktu dan sepenuhnya. Kalau mau menunda boleh, tetapi harus dalam program pengawasan yang ketat oleh IMF, yang cakupannya kebijakan dalam semua bidang penyelenggaraan negara.

2. Kebijakan tentang BUMN

Prabowo ingin “menjadikan BUMN sebagai lokomotif dan ujung tombak kebangkitan ekonomi.”

Presiden Megawati berkeyakinan bahwa BUMN mesti rusaknya, mesti korupnya, mesti meruginya, mesti merong-rong keuangan negara. Menterinya mengatakan : “Boleh pilih. Mempertahankan BUMN dan pemerintah keluar uang menutup kerugiannya yang sangat besar, ataukah menjual BUMN kepada swasta, terutama swasta asing, karena akan langsung memperoleh laba, sehingga Kas Negara kemasukan uang pajak.”

3. Kebijakan tentang aset negara

Prabowo ingin “menghentikan penjualan aset negara yang strategis dan atau yang menguasai hajat hidup orang banyak”.

Presiden Megawati menjual Indosat, tidak berani menolak Exxon Mobil yang ingin mengubah TAC blok Cepu menjadi kontrak bagi hasil sambil sekaligus memperpanjangnya sampai tahun 2030, padahal kontrak sudah habis di tahun 2010.

4. Kebijakan ekspor-impor

Prabowo ingin “mewajibkan eksportir nasional yang menikmati fasilitas kredit dari negara untuk menyimpan dana hasil ekspornya di bank dalam negeri.”

Presiden Megawati kokoh dalam pendiriannya dalam sistem lalu lintas devisa yang sebebas-bebasnya.

5. Kebijakan tentang kebutuhan rakyat

Prabowo ingin “mencetak 2 juta HA lahan baru untuk meningkatkan produksi beras, jagung, kedelai, tebu yang dapat mempekerjakan 12 juta orang”.

Kebijakan Presiden Megawati bersama Menko Perekonomian dan Menteri Keuangannya yalah bahwa itu urusan swasta murni. Pemerintah tidak boleh ikut-ikutan dalam produksi komoditi tersebut. Kalau swasta tidak mampu memenuhi kebutuhan rakyat Indonesia, harus diimpor, karena harus ikut globalisasi yang menghapus batas-batas negara bangsa.


6. Kebijakan penyaluran kredit bank pemerintah

Prabowo ingin “melarang penyaluran kredit bank pemerintah untuk pembangunan perumahan dan apartemen mewah, mall, serta proyek-proyek mewah lainnya.”

Menteri Keuangannya Presiden Megawati tidak pernah berpikir demikian. Sebaliknya, bank-bank pemerintah harus berbadan hukum PT yang perilaku dan aturan mainannya sepenuhnya seperti bank swasta.

7. Kebijakan renegosiasi kontrak

Prabowo ingin “meninjau kembali semua kontrak pemerintah yang merugikan kepentingan nasional.” Semua kontrak pemerintah dengan perusahaan asing yang mengeduk sumber daya mineral kita merugikan bangsa Indonesia.

Kabinet Megawati tidak mau mengutik ini, karena mengguncangkan kepercayaan pihak asing pada sifat good boy-nya para menteri Presiden Megawati dalam hal patuh pada kontrak, yang sekali liberal tetap liberal.”

8. Kebijahan tentang pendidikan

Prabowo ingin “mencabut Undang-undang Badan Hukum Pendidikan (BHP)”

Fraksi PDI-P menyetujuinya, walaupun dengan syarat.




Beliau berhenti sampai disini karena terlampau banyak perbedaan antara platform Partai Gerindra dan PDI-P yang tidak muat untuk ditulis semua di websitenya. Saya juga pernah bertanya tentang perbedaan platform kedua parpol ini pada saat retret politik "Youth Movement" yang diselenggarakan gereja saya. Namun sayangnya sang pembicara tidak bersedia mengungkap karena bisa dianggap kampanye.

Terimakasih


Patric Ong
Kristen Indonesia Raya


Refrensi :
http://kwikkiangie.com/v1/2011/03/megawati-prabowo-dan-contoh-kasus-tentang-demokrasi-gaya-uud-2002/