Kuil Yasukuni (Kuil Bangsa Yang Damai) merupakan sebuah kuil kontroversial yang berdiri di Jepang. Kuil tersebut sebenarnya merupakan warisan sejarah dan budaya masa lalu dari bangsa Jepang. Kuil Yasukuni sendiri dibangun pada masa pemerintahan Kaisar Meiji yang bertujuan untuk mengenang mereka yang telah berjasa bagi pembangunan dan kebangkitan Jepang di era Restorasi Meiji.
Kuil Yasukuni |
Banyak orang yang tidak paham menganggap bahwa kuil Yasukuni semata-mata hanya tempat menguburkan para prajurit yang berdinasi dalam militer Jepang khususnya di era Showa dimasa Perang Asia Timur Raya. Namun lebih dalam sesungguhnya dikuil tersebut juga dimakamkan mereka yang dipandang telah berjasa bagi Jepang dalam berbagai bidang tidak hanya militer saja namun juga bidang-bidang sipil.
Bahkan di kuil Yasukuni juga dimakamkan orang-orang yang bukan merupakan bangsa Jepang namun pekerja asing dari Korea dan Taiwan yang bekerja untuk Jepan dimasa Restorasi Meiji. Pemerintah Jepang menghargai jasa mereka sebagai pihak yang turut berperan dalam membangun perekonomian Jepang dan menjadi dasar bagi awal kebangkitan Jepang sebagai kekuatan baru di kawasan Timur Jauh. Karenanya para pekerja asing tersebut diberikan tempat pemakaman yang layak disisi para pahlawan yang berasal dari bangsa Jepang sendiri di kuil Yasukuni.
Kuil Yasukuni terdiri dari 2 bagian besar. Bagian Pertama bernama Kuil Honden (Kuil Utama) yang digunakan untuk menyemayamkan orang-orang yang pernah berdinas untuk Kekaisaran Jepang dan yang kedua adalah Kuil Chireisia yang digunakan untuk mengenang orang-orang yang pernah berperang melawan kekaisaran Jepang atau siapapun yang pernah meninggal dalam periode peperangan di Jepang termasuk para prajurit dari Keshogunan Tokugawa (Zaman Edo), Republik Ezo serta para prajurit asing yang berasal dari Inggris, Cina, Korea, Amerika Serikat dan Asia Tenggara.
Sejarah mencatat bahwa pertama sekali kuil Yasukuni bernama kuil Tōkyō Shōkonsha. Kuil tersebut dibangun untuk memperingati para korban perang Boshin (Perang Saudara Jepang antara Keshogunan Tokugawa dan pihak yang ingin mengembalikan kekuasaan utuh kepada Kaisar Jepang). Pada tahun 1879, kuil tersebut diganti namanya menjadi Kuil Yasukuni oleh Kaisar Meiji.
Di dalam kompleks Kuil Yasukuni juga terdapat berbagai ragam patung memorial diantaranya:
1. Patung Janda Perang: Patung tersebut digunakan untuk memeringati para ibu-ibu yang menjanda yang harus membesarkan anak-anak mereka tanpa suami karena peperangan. Patung tersebut disumbangkan oleh anak-anak dan para janda perang Jepang.
2. Patung Penerbang Kamikaze: Patung tersebut terletak disamping pintu masuk Yūshūkan yang digunakan untuk memperingati para penerbang Kamikaze Jepang yang melakukan serangan bunuh diri terhadap kapal-kapal Sekutu di tahun-tahun akhir Perang Asia Timur Raya.
3. Patung seekor kuda, anjing dan merpati pos: Ketiga patung tersebut disumbangkan pada tiga kesempatan berbeda pada paruh pertama abad keduapuluh. Patung-patung tersebut melambangkan jasa masing-masing hewan tersebut terhadap Kekaisaran Jepang dibidang militer. Untuk patung anjing itu melambangkan anjing gembala Jerman yang berjasa bagi tim anjing Tentara Kekaisaran Jepang.
4. Patung Ōmura Masujirō: Merupakan patung bergaya Barat pertama di Jepang dibuat oleh Okuma Ujihiro pada tahun 1893 untuk mengenang Ōmura Masujiro yang dikenang sebagai bapak militer moderen Jepang.
5. Irei no Izumi: Sebuah monumen mata air yang didirikan untuk mengenang korban yang mati kehausan di medan perang.
6. Monumen Hakim Radha Binod Pal: Monumen yang didirikan untuk menghormati hakim Radha Binod Pal, seorang hakim berkebangsaan India yang berdinas pada pengadilan militer Sekutu di Timur Jauh. Hakim Radhda Binod Pal merupakan satu-satunya hakim yang menyatakan bahwa semua terdakwa penjahat perang Jepang sebagai tidak bersalah dan menolak tuduhan Sekutu terhadap para tokoh-tokoh utama Fasisme Jepang. Bahkan Perdana Mentri India Mahmonan Singh pernah berkata kepada Perdana Mentri Jepang Junichiro Koizumi bahwa keputusan hakim Radha Binod Pal merupakan perwujudan rasa cinta masyarakat India kepada Jepang.
Negara-negara yang selama ini menjadi musuh utama Jepang khususnya dalam Perang Asia Timur Raya selalu menuduh bahwa kuil tersebut merupakan lambang kejahatan perang Jepang dan lambang dari sikap agresor Jepang selama Perang Asia Timur Raya. Negara-negara seperti RRC, Korea Selatan maupun Amerika Serikat selalu mengutuk keberadaan kuil bersejarah tersebut di wilayah Jepang. Sebaliknya bangsa Jepang memandang bahwa kuil tersebut merupakan bentuk dari sebuah penghargaan kepada mereka yang telah berjasa bagi Kekaisaran Jepang tanpa memandang jabatan maupun etnis dan ras. Kuil tersebut pada dasarnya memang dibangun untuk mengenang mereka sudah rela berkorban demi Kekaisaran Jepang. Bagi kaum Sayap Kiri kuil tersebut memang lambang agresor namun bagi kaum Sayap Kanan kuil tersebut merupakan lambang nasionalisme dan patriotisme sebab dikuil tersebut telah disemayamkan mereka yang telah berjasa bagi Kekaisaran Jepang.
Refrensi:
Facebook Das Bumorix
Tidak ada komentar:
Posting Komentar