Jumat, 22 Agustus 2014

Tradisionalis (Katholik)

Tradisionalis dalam agama Katholik adalah orang-orang Katolik yang menolak banyak perubahan dan error yang terjadi setelah Konsili Vatikan II. Mereka percaya bahwa harus ada restorasi  bentuk liturgi, ibadah, dan presentasi dari ajaran Katolik yang berlaku di Gereja Katolik sebelum Konsili Vatikan II  (1962-1965).

Motto umum Tradisionalis:
We are what you once were.
We believe what you once believed.
We worship as you once worshipped.
If you were right then, we are right now.
If we are wrong now, you were wrong then.

Hal yang sama dari semua Tradisionalis adalah mereka tidak menggunakan Missa Novus Ordo / Missa Paulus VI (Missa yang diformulasikan Konsili Vatikan II dengan persetujuan 5 observer Protestant) yang umum digunakan sejak penerapan hasil  KV II pada  tahun 1969.  Mereka setia pada Missa Latin Tridentine*,  biasa disingkat TLM (Tridentine Latin Mass)  yang  ditetapkan oleh Santo Paus Pius V pada tahun 1570 sebagai “mass for all time” berdasarkan hasil  Konsili Trent .

Konsili Trent (1545-1563) adalah perwujudan kontra-reformasi. Konsili ini bertujuan mengklarifikasi  iman Katholik pada bagian-bagian yang diperdebatkan, mengutuk Protestanisme sebagai bidaah, dan memperbaiki kesalahan-kesalahan otoritas Gereja Katholik.
Konsili  ini mengakhiri era Gereja Katholik abad pertengahan yang penuh korupsi, penyimpangan dan penyalahgunaan kekuasaan.  Penjualan surat indulgensi yang memicu gerakan Reformasi Protestan pun dilarang.
*Tridentine adalah nama latin dari kota Trento, di Italia, tempat Konsili Trent dilaksanakan.


Ada 4 posisi yang dianut para traditionalist:



1. “Good standing” Tradisionalist
Recognize Pope: Yes
Resist Vatican II Errors: No

Kelompok ini menolak Missa Novus Ordo hanya karena itu bukan "spiritualitas" mereka dan terikat pada Missa Latin Tradisional hanya karena keutamaan  "kharisma" mereka.  Mereka secara prinsip menerima  Konsili Vatikan II, dan menganggap perubahan yang berhubungan dengan Konsili itu  (seperti Missa Novus Ordo, Ritus Sakramen Baru, dan Cathechism of the Catholic Church) sebagai sah.  Mereka berada di dalam struktur resmi Gereja dan diam saja terhadap error Konsili Vatikan II, karena mereka berusaha mengambil hati para Uskup lokal.
Mereka adalah :
Priestly Fraternity of St Peter (FSSP), Institute of Christ the King Sovereign Priest (ICKSP), Sons of the Most Holy Redeemer, dll.

Simbol FSSP

Simbol ICKSP














2. “Recognize and resist” Traditionalist
Recognize Pope: Yes
Resist Vatican II Errors: Yes

Kelompok ini menolak Missa Novus Ordo karena perubahan struktur liturginya yang  memiliki tendensi Protestan. Mereka bergerak  di luar struktur resmi Gereja, meskipun mereka adalah bagian  dalam Gereja  dan  menegaskan kesetiaan kepada Paus dan Gereja.  Mereka  melihat banyak perubahan pasca-Konsili  Vatikan II yang secara doktrin maupun  pastoral tidak dapat diterima. Kelompok terbesar di posisi ini adalah Society of Saint Pius X.
Simbol SSPX

3.      Sedevacantist
Recognize  Pope: No
Resist Vatican II Errors: Yes

Kelompok ini menolak Missa Novus Ordo dan menolak mengakui para Paus sejak Konsili Vatikan II karena menganggap mereka heretics (bidaah) dan Paus palsu (anti-pope) . Istilah Sedevacantist  berasal dari frase Latin sede vacante ("ketika kursi / tahta  Saint Peter kosong"). Dengan tidak mengakui Paus, mereka bersifat skismatik dan berada diluar Gereja.
Contoh: Society of Saint Pius V (SSPV), Most Holy Family Monastery, Congregation of Mary Immaculate Queen (CMRI).
Simbol CMRI

 4.    Convalivist
Recognize  Pope: No
Resist Vatican II Errors: Yes

Kelompok ini mengklaim bahwa para Paus post-Konsili Vatikan II adalah Paus-paus palsu, dengan alasan yang sama dengan Sedevacantists, dan mereka  memilih orang lain dia sebagai  Paus melalui Konklav (pemilihan Paus) yang illegal. Dengan tidak mengakui Paus, mereka bersifat skismatik dan berada diluar Gereja.
Contoh : True Catholic Church, Palmaryan Catholic Church, dan pengikut Pope Michael (David Bawden). 
Antipope Pius XIII (paus palsu True Catholic Church)


Antipope Gregory XVII (paus palsu Palmaryan Catholic Church)



Antipope Michael (paus palsu dengan pengikut 30 orang)

2 komentar:

  1. tulisan yang sangat bagus...sepertinya pengetahuan kamu sangat baik ttg kekatolikan..sungguh saya sangat terharu:)

    BalasHapus
  2. Trimakasih pencerahannya... semoga mereka yang memisahkan diri dari Gereja katolik KV II mendapatkan terang Roh Kudus untuk kembali pada doa Sang Kristus... Semoga Mereka Semua Menjadi Satu....

    BalasHapus