Ikhsan Modjo - Lie Claudia Chandra, pasangan calon walikota dan calon wakil walikota Tangsel |
Calon Walikota Tangerang Ikhsan Modjo dituding rasis oleh para orang dungu hanya karena menyerang Ahok. Sebagai orang Tionghoa, setau saya rasis adalah anggapan bahwa rasnya superior dari ras lainnya dan juga kebencian terhadap ras lain. Apakah menyerang Ahok termasuk sebagai kebencian terhadap sebuah ras ?
Ikhsan Modjo dan wakilnya, Li Claudia Chandra, bersama wanita-wanita etnis Tionghoa |
Sebagai orang Tionghoa yang punya otak dan mental yang sehat, jawaban saya adalah tidak. Namun mungkin beda untuk orang-orang dungu fanatik yang membabi buta membela Ahok. Bagi mereka, siapapun yang menyerang Ahok berarti menyerang etnisnya Ahok. Meskipun orang yang mereka tuduh berpasangan dengan wakilnya yang seetnis dengan Ahok, Li Claudia Chandra.
Ikhsan Modjo menyerang Ahok tanpa mengucap kata kotor apapun |
Double Standard
Disini terlihat jelas adanya double standard yang digunakan sebagian pendukung Ahok yang fanatik buta membela. Mereka senang dan bangga dengan omongan Ahok yang terus menerus mengeluarkan kata tai untuk menghina DPRD ketika diwawancara tentang hak angket DPRD. Meskipun Ahok menghina orang dengan kata kasar, mereka tidak menyebut Ahok rasis. Bahnkan ketika Ahok menghona nenek nya anggota DPRD, yang sebenernya innocent, mereka juga menganggap itu bukan rasis. Mereka malah bangga mendengar omongan Ahok yang tidak seperti gubernur tetapi seperti preman pasar.
Wawancara Ahok penuh tahi yang dikagumi pendukungnya |
Terhadap Ikhsan Modjo, mereka menggunakan standar yang sangat berbeda. Pada twit nya, Ikhsan Modjo cuma menulis "Selamat pagi. Mandi pagi tadi apakah sudah mengeluarkan Ahok semua?" Pada kalimat ini Ikhsan tidak mengeluarkan kata-kata kotor sedikitpun. Kata "Ahok" disini bisa berarti apapun, tidak harus sesuatu yang kotor, karena konteks nya mandi, bukannya buang air besar.
Namun, hanya kerena twit yang sama sekali tak berisi kata kotor dan rasis apapun, mereka menyebut Ahok rasis. Sebaiknya jangan mencoba memahami logika mereka. Bahkan ketika kita mabok pun logika nya masih lebih baik daripada mereka. Seorang pendukugn Ahok yang waras pun menceritakan kisahnya bahwa dia dipancing-pancing untuk menuduh Ikhsan rasis, namun ia tak mau terjebak dalam standar ganda mereka. Hal itu bisa dilihat di ://hansdavidian.com/ikhsan-modjo-ahok-tai-dan-konsistensi-kita/.
Salam Indonesia Raya,
Patrick Ong